Apakah itu astronot?
Astronot adalah sebutan untuk orang-orang yang telah dilatih untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Mereka biasanya bekerja di wahana antariksa seperti pesawat ruang angkasa, stasiun luar angkasa, atau melakukan penelitian di luar Bumi. Tugas mereka bisa mencakup riset ilmiah, eksperimen, atau pemeliharaan wahana antariksa.
Apakah waktu di bumi dan di angkasa itu berbeda?
Waktu di luar angkasa berbeda dengan waktu di Bumi karena berbagai faktor. Di stasiun luar angkasa seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), astronot mengalami beberapa perbedaan waktu yang cukup menarik:
1. Siklus Matahari
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengelilingi Bumi sekitar setiap 90 menit, menyebabkan mereka mengalami sekitar 16 matahari terbit dan terbenam dalam sehari. Ini membuat konsep waktu hari menjadi berbeda di luar angkasa.
2. Zona Waktu
Meskipun tidak ada zona waktu di luar angkasa, astronot biasanya menggunakan waktu yang ditentukan oleh pusat kontrol misi atau menggunakan waktu UTC (Universal Coordinated Time) sebagai referensi.
3. Perbedaan Relatif
Waktu di luar angkasa terkadang bisa terasa relatif berbeda bagi astronot karena berada dalam lingkungan yang berbeda, tanpa siklus alami siang dan malam seperti di Bumi. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi waktu mereka.
Ketidak beradaan gravitasi serta perbedaan siklus terang dan gelap di luar angkasa membuat pengalaman waktu bagi astronot menjadi cukup unik dan berbeda dengan kehidupan sehari-hari di Bumi.
Bagaimana kehidupan astronot di luar angkasa?
Kehidupan astronot di luar angkasa bisa menjadi pengalaman yang unik. Mereka tinggal di lingkungan yang terbatas di dalam wahana antariksa atau stasiun luar angkasa. Aktivitas sehari-hari mereka meliputi pekerjaan ilmiah, pemeliharaan stasiun, latihan fisik, dan waktu untuk istirahat. Mereka juga berkomunikasi dengan tim di Bumi, menjalani jadwal ketat, dan melakukan eksperimen yang mendukung penelitian luar angkasa. Sementara itu, mereka harus belajar beradaptasi dengan gravitasi rendah, siklus waktu yang berbeda, serta menangani tantangan teknis dan psikologis yang terkait dengan hidup di lingkungan luar angkasa.
Bagaimana cara mereka makan dan minum di angkasa?
Astronot di luar angkasa menggunakan makanan dan minuman yang telah dipersiapkan dan dikemas khusus untuk dikonsumsi di lingkungan antariksa. Makanan mereka biasanya berupa makanan beku, makanan kering, atau makanan siap saji yang dikemas dalam kantong atau wadah khusus agar tahan terhadap gravitasi rendah dan kondisi lingkungan luar angkasa.
Mereka menggunakan alat seperti alat hisap atau kantong yang dirancang khusus untuk makanan dan minuman cair, karena di lingkungan antariksa, gravitasi yang rendah tidak memungkinkan adanya gaya tarik yang memungkinkan konsumsi makanan dan minuman secara konvensional seperti di Bumi. Minuman sering kali dikonsumsi melalui kantong yang menyedot, sementara makanan padat dimakan dengan cara yang bisa berbeda, tergantung pada jenis makanannya.
Bagaimana cara mereka buang air kecil atau air besar?
Untuk membuang air kencing di lingkungan luar angkasa, astronot menggunakan sistem yang disebut “toilet ruang angkasa” yang dirancang khusus. Toilet ini menggunakan sistem vakum atau aliran udara untuk menangani kotoran cair dan mengalirkannya ke tempat penyimpanan atau pemrosesan.
Untuk buang air besar, mereka menggunakan toilet yang juga dirancang khusus. Biasanya, terdapat sistem penghisap yang mengarahkan kotoran ke dalam kantong atau wadah tertutup yang kemudian akan diolah atau dibuang sesuai prosedur yang telah ditentukan.
Kedua sistem ini dirancang untuk memastikan kebersihan lingkungan di dalam wahana antariksa dan menjaga kesehatan serta keamanan astronot selama misi luar angkasa.
Bagaimana cara mereka tidur?
Astronot tidur di stasiun luar angkasa menggunakan kabin atau area tidur yang dilengkapi dengan sleeping bag atau kantong tidur khusus yang melekat pada dinding stasiun. Kantong tidur ini memungkinkan mereka untuk melekat pada permukaan yang berbeda tanpa adanya gravitasi yang mengganggu.
Selain itu, mereka juga memiliki fasilitas untuk mengikat tubuh mereka agar tidak melayang di udara selama tidur. Masker mata dan penutup telinga sering digunakan untuk membantu menciptakan lingkungan yang tenang dan gelap agar bisa tidur dengan lebih nyaman di lingkungan yang terus terang dan hening di stasiun luar angkasa.